PROFILE





WAKASIHU  MANISE


Wakasihu terletak di kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah, di provinsi Maluku. Pada tahun 1999, Provinsi Maluku Utara dan Maluku diciptakan dari provinsi Maluku. Kepulauan Maluku, secara historis disebut Kepulauan Rempah, merupakan string lebih dari seribu pulau yang tersebar di bagian timur Indonesia. Mereka termasuk sebagian besar pulau antara Sulawesi dan New Guinea dan antara Timor dan Philippines.

Wakasihu terdiri dari tiga Soa yaitu, SILITOU, PALUMATOU, TAPUE dan 2 daerah Petuanan yaitu Tapi dan Weyasel. Soa Silitou Berbatasan Dengan Desa Larike, Soa Tapue Berbatasan Dengan Desa Alang,,, Tiap soa dipimpin oleh kepala soa.
Tapi Berbatasan Langsung Dengan Desa Alang, sedangkan Weyasel Bertempat Di Pulau Seram (belakangan terjadi Perebutan Wilayah Oleh Kabupaten Seram Bagian Barat). Walaupun Weyasel tidak sepulau dengan Wakasihu, tetapi weyasel merupakan Tanah ADat Negeri Wakasihu. penduduk daerah petuanan adalah rata-rata Orang Buton yang menempati daerah tersebut dengan Ijin dari Raja Desa Wakasihu.
pemuda soa silitou masih lebih taat dan patuh diantara 3 soa tersebut. kompleks yang tenang dan damai masih mewarnai soa silitou.
pemuda soa tapue banyak yang sudah kurang taat dan patuh. kericuhan dan keributan sering terjadi, baik dalam kompleks maupun dengan kompleks tetangga (palumatou dan silitou).
pemuda palumatou lebih tidak taat dan patuh. keributan, pekelahian, selalu terjadi. soa yang berada di tengah-tengah negeri wakasihu ini bisa dikatakan adalah pusat desa wakasihu, karena roda pemerintahan maupun tempat-tempat penting semua berada di palumatou.
Mesjid yang besar dan mewah pun berada di soa palumatou. watak keras dan suka berantem lebih banyak didapati di soa ini. walau lebih kecil dari 2 soa lainnya, tetapi soa palumatou mempunyai pemuda2 yang pemberani. jiwa yang pantang mundur dan solidaritas yang tinggi itulah yang membuat palumatou lebih disegani soa lainnya maupun kampung tetangga.

Desa Wakasihu bisa di tempuh dengan menggunakan kapal penumpang feri  GALALA - POKA / dengan menggunakan angkutan darat BIS. Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam/ 1 jam bila berkendaraan roda 2. Overland jalan untuk Wakasihu dan Allang baru saja dibangun. Saat ini, transportasi juga tersedia dalam bentuk minibus dan Damri (pemerintah bus umum) yang menghubungkan kabupaten dengan pusat kota. Di masa lalu, Wakasihu umumnya ramah dan hormat kepada pendatang baru. Namun, masalah baru-baru ini di daerah tersebut telah menciptakan iklim kecurigaan dan ketidakpercayaan melalui Ambon dan kepulauan Maluku lainnya. Mata pencaharian Masyarakat Wakasihu umumnya pertani dan nelayan. Komoditas andalan adalah cengkeh dan pala, bersama dengan tanaman lain yang dibudidayakan dengan cara tradisional. Wakasihu terletak di pusat penangkapan ikan untuk wilayah tersebut. Lokasi strategis dekat pantai mereka memiliki potensi untuk pengembangan selanjutnya. Namun, upaya dalam mengelola tenaga kerja perikanan belum berjalan dengan baik karena sebagian besar pendapatan tersebut diarahkan untuk kegiatan keagamaan seperti terjadi pada haji (Muslim ziarah ke Mekah). Suami dan istri biasanya bekerja sama, baik dalam pertanian atau nelayan. Biasanya, memancing melibatkan seluruh keluarga. Biasanya ayah dan anak menangkap ikan, dan ibu dan anak-anak perempuan kemudian mengurusi hasil tangkapan (dijual/dimasak). Atau ketika pergi ke kebun bersama-sama.

Wakasihu  adalah Muslim. Dengan demikian, mereka yakin bahwa mereka akan dinilai berdasarkan pengetahuan mereka tentang Al-Qur'an (Kitab Suci Islam), serta apa yang mereka lakukan dengan kehidupan mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, provokator luar telah memicu siklus mematikan kekerasan dan balas dendam antara berbagai kelompok di Ambon. Pendidikan telah sangat dibatasi sebagai bangunan yang rusak dan dibakar, dengan guru takut untuk mengajar, dan orang tua takut untuk menyekolahkan anak mereka ke sekolah. Lembaga-lembaga publik lainnya menghadapi masalah yang sama, termasuk pasar, rumah sakit, dan tempat-tempat ibadah. Kedamaian, ketertiban, dan pemulihan pulau hancur sangat dibutuhkan.

Wakasihu sering terjadi Bentrokan antar kampung dengan Desa Larike. dikarenakan jarak ke 2 desa yang sangat dekat dan Rasa sensitif yang tinggi, sehingga masalah sepele bisa berdampak pada perang di antara 2 kampung tersebut.

Pemerintahan di Wakasihu masih Bersifat Negeri Adat yang pada umumnya diperintah Oleh seorang Raja dan di bantu Penghulu2/pemangku2 adat. hidup bergotong royong masih kental di tengah2 masyarakat.